Pages

Rabu, 25 Januari 2012

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 4

Penelusuran lengkap sejarah Pertikaian Sampit, Asal Mula kerusuhan Sampit[KALTENG]
Kerusuhan yang terjadi di Sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang terjadi oleh etnis
Madura yang sejak berdirinya Kalimantan Tengah telah melakukan lebih dari 16 (enam belas) kali kerusuhan
besar dan banyak sekali kerusuhan kecil yang banyak mengorbankan warga non Madura. Beberapa catatan hal
tersebut antara lain (di kutip dari Buku Merah: Konflik Etnik Sampit, Kronologi Kesepakatan Aspirasi
Masyarakat, Analisis, Saran; Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak dan Daerah Kalimantan Tengah
(LMMDDKT); Tahun 2001).

Kerusuhan yang terjadi di Sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang terjadi oleh etnis Madura yang sejak berdirinya Kalimantan Tengah telah melakukan lebih dari 13 kali kerusuhan besar dan banyak sekali kerusuhan kecil yang banyak mengorbankan warga non Madura. Warga non Madura selama itu selalu mengalah, sehingga warga Madura telah menjadi begitu bangga dengan perbuatan mengerikan tersebut, dan menggunakannya untuk menteror warga non Madura untuk menguasai sendi-sendi perekonomian, sosial-budaya dan kemasyarakatan Daerah Kalimantan Tengah.
Orang Dayak telah memberikan hutan, tanah dan airnya untuk kehidupan orang lain, tambang, kayu, rotan, dan hasil alamnya menjadikan banyak orang-orang kaya di Jawa, termasuk di Jawa Timur Madura. Orang Dayak yang selalu mengalah dianggap bodoh, bebal dan dungu, telah dengan mudah di beri cap sebagai anak bangsa tak berarti, yang menjadi lahan menampung seluruh penderitaan suku bangsa lain agar orang lain puas dan bahagia.
Orang lain telah beranak pinak dan berkembang biak di Kalteng, sementara orang Dayak ikut Keluarga Berencana mendukung kebijakan pemerintah, sehingga populasinya sedikit tumbuhnya. Orang Madura melahirkan anak sebanyak mungkin dan memastikan sumberdaya alam Kalteng akan tersedia bagi mereka asal berani dan keras hati. Tidak cukupkah penderitaan orang Dayak yang di cap merusak hutan paru-paru dunia, padahal yang mengangkut kayu ke pulau Jawa adalah perahu-perahu pelaut ulung Madura yang perkasa yang ber Tuhan dan yang bangga dengan kekerabatanya, bangga dengan kemampuanya melanglang buana menebar cerita mencari kepuasan diri sendiri. Salahkan kami menjadi orang Dayak, salahkah kami lahir menjadi orang Dayak, salahkah mereka orang Madura. Manusia adalah otonom pada dirinya dan menjadi mahluk Tuhan sejati dirinya sendiri. Baik Madura mau pun Dayak, tapi mengapa orang Madura begitu kejam kepada kami selama ini ?. Kami telah berlari menghindar dari kota Sampit, pergi kepedalaman, dan kota Sampit menjadi dunia Madura kota Sampang ke dua kata orang Madura. Mereka merasa telah membangun kota Sampit dengan bangga tanpa memikirkan hati yang terluka orang Dayak yang meminggirkan diri dari keramaian duniawi. Orang Madura di Sampit dengan bangga mengundang tokoh-tokoh Madura untuk datang ke kota Sampit dan mereka menyatakan dengan bangga bahwa mereka telah menaklukkan kota Sampit menjadi kota Sampang ke dua. Sedikit derita yang muncul pada pihak Madura di kota Sampit telah membuat orang Madura se Indonesia murka dan ingin mengganyang habis warga Dayak yang pasrah menanti Hatala Ranying Langit (Tuhan Maha Kuasa) menolong kami pada tanah-bumi-air-langit yang telah melahirkan suku Dayak.
 Lihatlah yang terjadi di Sampit, dari Perserikatan Bangsa Bangsa, Lembaga Kemanusiaan Internasional, LSM di Jawa semua mengurus suku Madura dan mengupayakan pengungsian yang enak bagi suku Madura, seluruh aparat dikerahkan untuk memberikan servis terbaik bagi suku Madura, untuk mengamankan mereka dan mencintai mereka. Kapal-kapal besar dan hebat dari sipil sampai militer, semua dikerahkan untuk mengurus suku Madura karena mereka punya Bapak M. Mahfudz, punya Kiai Alawi Muhammad, punya Raden Hartono, punya budayawan, punya profesor, Doktor, punya banyak lagi.
Bahkan di kota Sampit, aparat keamanan Brimob dan TNI rela mati demi mengungsikan orang Madura dengan servis terbaik. Dipihak lain mereka menangkap semua orang Dayak (84 orang) di hotel Rama, Sampit yang hanya di bela oleh orang Dayak, lambang pembelaan diri dari angkara murka telah dihancurkan. Orang Dayak berangkat mengayuh para pengungsi Dayak dengan jukung dan bermimpi naik naik Kapal-Kapal besar yang indah di pelabuhan Sampit. Orang Dayak diam seribu bahasa, ketika membela diri semua orang lain segera memberikan merek kepada Dayak,  di cap oleh Televisi, radio, media massa sebagai orang biadab, mereka mengurus diri sendiri dalam diam, mengungsikan sanak saudara tanpa tahu ada PBB, ada LSM, ada profesor, ada M. Mahfudz, ada Bapak Gus Dur. Hidup ini memang kejam…. Tiada tempat mengadu … mengadu kepada Bapak Polisi ditangkap, mengadu kepada bapak tentara ditahan, mengadu kepada Bapak Mahfudz kita takut dia orang Madura, mengadu kepada Bapak Asmawi Agani dan Nahson Taway, mereka tidak punya banyak perangkat pendukung yang cukup untuk menolong suku Dayak, mengadu kepada Tuhan …, Alawi Muhamad mengatakan orang Dayak biadab tidak ber Tuhan…. Kami membawa diri kami sendiri di tanah air Indonesia tercinta, hidup terlunta-lunta diperas dan dihina-dibunuh-dilecehkan di kampung sendiri.
 Ya Allah, tolonglah orang-orang muda kami yang ingin menghilangkan cap bodoh-bebal orang Dayak dengan menggali ilmu pengetahuan di Jawa / Jawa Timur yang katanya sumber orang-orang arif bijaksana saat ini. Selebaran perang telah menyatakan ancaman pembasmian orang Dayak dari agama apa pun dimanapun berada. Ya Allah, lindungilah mereka, mereka hanya secuil kebanggaan orang Dayak yang tersisa. Mereka tidak datang membawa derita ke pulau Jawa, mereka menghabiskan sumberdaya yang ada pada keluarganya demi menuntut ilmu pengetahuan membebaskan diri dari derita di kampung sendiri. Mereka menghabiskan uang dan segalanya hanya sesaat di Pulau Jawa, mereka akan kembali untuk memperbaiki nasibnya sendiri dan mudah-mudahan juga nasib suku Dayak.
Ketakutan tersebut terjadi secara mengakar, yaitu bahwa setiap kali berurusan dengan warga Madura selalu mengarah kepada hilangnya nyawa orang yang berurusan.
Selama ini karena takutnya warga non Madura Kalteng, maka mereka menganggap dengan mengangkat warga Madura pada posisi pimpinan terbaik di daerah Kalimantan Tengah dapat meredam kelakuan tidak senonoh dan ancaman pembunuhan dari warga Madura terhadap warga non Madura.  

 A.KRONOLOGIS KEJADIAN


1. Tanggal 18 Februari 2001
a.     Pkl.01.00 WIB terjadi peristiwa pertikaian antar etnis diawali dengan terjadinya perkelahian antara Suku Madura dengan kelompok Suku Dayak di Jalan Padat Karya, yang mengakibatkan 5 (lima) orang meninggal dunia dan 1 (satu) orang luka berat semuanya dari Suku Madura.
b.     Pkl. 08.00 WIB terjadi pembakaran rumah Suku Dayak sebanyak 2 (dua) buah rumah yang  dilakukan oleh kelompok Suku Madura dan 1 (satu) buah rumah Suku Dayak dirusak dan dijarah oleh kelompok Suku madura. Kejadian ini mengakibatkan 3 (tiga) orang meninggal semuanya dari Suku Dayak.
c.      Pkl. 09.30 WIB pengiriman Pasukan Brimob Polda dari Kalimantan Selatan sebanyak 103 personil dengan kendali BKO Polda Kaliteng untuk pengamanan di Sampit dan tiba Pkl. 12.00 WIB
d.     Pkl. 10.00 WIB sebanyak 38 (tiga puluh delapan) orang tersangka dari kelompok Suku Dayak atas kejadian tersebut di atas diamankan ke MAPOLDA Kalteng di Palangka Raya dan menyita beberapa macam senjata tajam sebanyak 62 buah.
e.      Pkl. 20.30 WIB ditemukan 1 (satu) orang mayat dari kelompok Suku Dayak di Jalan Karya Baru, Sampit.


2. Tanggal 19 Februari 2001
a.     Pkl. 02.00 WIB terjadi pembakaran 1 (satu) buah mobil Kijang milik Suku Madura di Jalan Suwikto, Sampit.
b.     Pkl. 16.00 WIB ditemukan mayat sebanyak 4 (empat) orang dan 1 (satu) orang luka bakar semuanya dari Suku Dayak di Jalan Karya Baru, Sampit.
c.      Pkl. 17.00 WIB diadakan sweeping oleh Petugas aparat keamanan terhadap kelompok Suku Madura dan kelompok Suku Dayak di Sampit.
d.     Penangkapan 6 (enam) orang Suku Dayak tersangka berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tersangka yang telah ditahan sebelumnya, dan diamankan di Polres Kotim.
e.      Pkl. 22.00 WIB Wakil Gubernur Kalimantan Tengah dan DANREM 102/PP bersama  pasukan dari Yonif 631/ATG sebanyak 276 orang menuju Sampit dan tiba Pkl. 03.00 WIB.
f.       Pada tanggal 18 dan 19 Februari 2001 kota Sampit sepenuhnya dikuasai oleh Suku Madura yang menggunakan senjata tajam dan bom molotov.

3. Tanggal 20 Februari 2001.
a.     Pkl. 08.30 WIB diadakan pertemuan antara DANREM 102/PP, KAPOLDA dan Wakil Gubernur dan MUSPIDA Kabupaten Kotawaringin Timur dengan tokoh masyarakat di Sampit ( Tokoh Dayak, Madura dan Tokoh Masyarakat Sampit) untuk mengupayakan penghentian pertikaian dan dilanjutkan dengan pemantauan ke lokasi pertikaian dengan mengadakan dialog dengan warga yang bertikai.
b.     Warga yang ketakutan karena kerusuhan dan sweeping disertai pembakaran rumah yang dilakukan oleh Suku Madura terhadap Suku Dayak mengungsi ke Gedung Balai Budaya Sampit, Gedung DPRD Kotawaringin Timur dan Rumah Jabatan Bupati Kotawaringin Timur sebanyak 702 KK (2.850 orang) bukan Suku Madura dan sebagian warga non Madura mengungsi ke Palangka Raya.
c.      Terjadi perkelahian dan kerusuhan massal terbuka antara Suku Madura dan Suku Dayak yang datang membantu dari pedalaman.


4. Tanggal 21 Februari 2001
a.     Pkl. 09.00 WIB di Sampit diadakan pertemuan Wakil Gubernur, DANREM 102 / PP dan KAPOLDA Kalimantan Tengah dengan MUSPIDA Kabupaten Kotawaringin Timur.
b.     Pkl. 09.00 WIB di Palangka Raya ada Unjuk Rasa oleh masyarakat Suku Dayak, Suku Jawa, Suku Batak dan masyarakat lainnya ke DPRD Propinsi Kalimantan Tengah menyampaikan tuntutan sebagaimana pada Lampiran 07.
c.      Pkl. 12.15 WIB para pengunjuk rasa menuju MAPOLDA Kalimantan Tengah untuk menjemput 38 tahanan yang diminta penangguhan penahanannya.


5. Tanggal 22 Februari 2001
a.     Pkl. 08.00 WIB diadakan Rapat Satkorlak PB di ruang kerja Wakil Gubernur Kalimatan Tengah untuk mengantisipasi menanggulangi kerusuhan di Sampit.
b.     Pkl. 08.30 WIB berangkat ke Jakarta rombongan dari LMMDDKT sebanyak 3 orang didampingi oleh KAJATI Kalimantan Tengah, Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah, Ketua DPRD Propinsi Kalimantan Tengah dan Kepala Direktorat Sosial Politik Propinsi Kalimantan Tengah menghadap KAPOLRI untuk menyampaikan usul supaya KAPOLDA Kalimantan Tengah diganti.
c.      Pkl. 10.30 WIB Wakil Gubernur Kalteng menghubungi Wakil Gubernur Jawa Timur pertelepon untuk koordinasi dalam rangka penanganan & nbsp; evakuasi pengungsi ke Surabaya.
d.     Ditemukan 14 buah Bom Rakitan di rumah Suku Madura di Sampit.
e.      Menghubungi Dirjen Perhubungan Laut untuk koordinasi angkutan Kapal dan merubah rute pelayaran Kapal Pelni yang ke Kumai untuk membawa pengungsi dari Sampit ke Surabaya.


6. Tanggal 23 Februari 2001
a.     Pkl. 08.30 WIB Tim Investigasi MABES POLRI berangkat ke Palangka Raya dibawah Pimpinan Brigjen Pol. MUJI HARTAJI beserta 2 anggota untuk mengadakan pengecekan di lapangan.
b.     Pkl. 15.00 WIB diadakan Rapat Satkorlak PB Kalimantan Tengah untuk membahas bantuan Kapal, membentuk Tim Sukarelawan untuk dikirim ke Sampit untuk membentuk dan memperkuat Satlak PB di Sampit.
c.      Melakukan evakuasi pengungsi Suku Madura dari Kuala Pembuang ke Gresik sebanyak 205 orang dengan KLM Bintang Selatan dan sebanyak  1.027 orang dengan KM Anugrah Samudra.


7.Tanggal 24 Februari 2001
a.     Ditemukan 4 (empat) mayat Suku Madura di Sampit.
b.     Ditemukan 6 (enam) bahan peledak bom rakitan di Komplek IKAMA Palangka Raya.
c.      Pkl. 10.00 WIB melakukan evakuasi Suku Madura sebanyak 2.100 orang dari Sampit ke Surabaya dengan KRI Teluk Sampit
d.     Pkl. 23.45 WIB melakukan Evakuasi Suku Madura sebanyak 3.000 orang dengan KRI Teluk Ende.


8. Tanggal 25 Februari 2001
a.     Pkl. 09.30 WIB melakukan Evakuasi pengungsi dari Kumai ke Semarang sebanyak 2.139 orang dengan KM Leuser.
b.     Pkl. 11.30 WIB Menkopolsoskam beserta rombongan tiba di Palangka Raya dan langsung meninjau lokasi kerusuhan di Kota Sampit dan Kota Palangka Raya.
c.      Pkl. 18.30 WIB kerusuhan dari Sampit meluas ke Kota Palangka Raya, mulai terjadi pembakaran rumah-rumah Suku Madura sebanyak 20 buah oleh warga masyarakat non Madura yang datang dari berbagai tempat di pedalaman.


9. Tanggal 26 Februari 2001
a.     Satkorlak Pengendalian Bencana (PB) Kalteng menerima bantuan dari Depkes dan Kessos, Dinas PU Kalimantan Tengah, Bakornas Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (PBP) PMI Pusat lihat Lampiran 06.
b.     Terjadi pembakaran 3 (tiga) buah rumah Suku Madura
di Kota Palangka Raya oleh masyarakat setempat non
Madura.


10. Tanggal 27 Februari 2001.
a.     Pukul 08.30 WIB tiba di Palangka Raya Tim KOMNAS HAM Pusat di bawah Pimpinan Sdr. Bambang W. Suharto.
b.     Pukul 07.38 WIB tiba di Palangka Raya rombongan PMI Pusat di bawah pimpinan Sdr. Mar'ie Muhammad beserta rombongan dengan membawa bahan makanan dan obat-obatan.
c.      Meninggal dunia sebanyak 7 orang terdiri dari 5 (lima) orang Suku Madura dan 2 (dua) orang yang tidak diketahui identitas Sukunya akibat kerusuhan di kota Palangka Raya.
d.     Evakuasi Suku Madura sebanyak 2.269 orang dari Pegatan Mendawai Kotawaringin Timur ke Banjarmasin dengan Speed Boat.
e.      Rombongan petugas Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB sebanyak 4 (empat) orang tiba di palangka Raya meminta informasi berkenaan jumlah pengungsi dan penangananya serta upaya penanggulangan kerusuhan.
f.       Pukul 13.45 WIB di Sampit terjadi kesalah-pahaman antara aparat keamanan di Pelabuhan Sampit sehingga menimbulkan korban dari POLRI 3 orang luka tembak, dari TNI-AD 1 (satu) orang meninggal dunia dan dua orang luka tembak.  Kerugian material 1 (satu) buah Jeep PM, 1 (satu) buah Suzuki Vitara dan 6 (enam) buah truk TNI-AD rusak berat.
 

11. Tanggal 28 Februari 2001
a.     Jumlah pengungsi yang dievakuasi dengan Kapal Laut secara keseluruhan sejak tanggal 18 Pebruari 2001 sebanyak 57.492 (lima puluh tujuh ribu empat ratus sembilan puluh dua) orang dengan perincian pada Lampiran 02.
b.     Terjadi kebakaran di Pasar Sampit, Jalan Iskandar  pada pukul 18.45 WIB.  Besarnya kerugian belum bisa dihitung dan akan dilaporkan kemudian.
c.      Jumlah korban sejak tanggal 18 Pebruari 2001 terdiri dari korban jiwa sebanyak 383 (tiga ratus delapan puluh tiga) orang dan luka-luka sebanyak 38 (tiga puluh delapan orang). Korban materil berupa rumah terbakar sebanyak 793 (tujuh ratus sembilan puluh tiga buah) dan rumah yang rusak sebanyak 48 (empat puluh delapan). Kendaraan roda empat dan roda dua sebanyak 13 (tiga belas) buah, serta Becak sebanyak 206 (dua ratus enam) buah lihat Lampiran 01.
d.     Jumlah satuan pengamanan untuk wilayah Sampit yang sudah dikerahkan sampai saat ini sejak tanggal 18 Pebruari 2001 sebanyak 3.129 (tiga ribu seratus dua puluh sembilan) personil lihat Lampiran 03.


12. Tanggal 01 Maret 2001
a.     Kunjungan Wakil Presiden beserta rombongan dan pengarahan kepada Gubernur dan Muspida dalam rangka peninjauan ke Sampit dan Palangkaraya.
b.     Menyampaikan pernyataan sikap oleh Forum Komunikasi Umat beragama Kabupaten KOTIM tentang jaminan keamanan untuk masyarakat Sampit yang dihadiri oleh Tokoh masyarakat dan tokoh agama ( Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu).
c.      Menerima pengungsi di Palangkaraya sebanyak 174 orang


13. Tanggal 02 Maret 2001
a.     Memberangkatkan 6 dokter dari RSCM Jakarta dan 10 orang Kelompok Sukarelawan (KSRL) ke Sampit.
b.     Pemberangkatan pengungsi dari Sampit dengan menggunakan KRI Teluk Bone sebanyak 3.019 orang dan KRI Teluk Saleh sebanyak 3.156 orang ke Surabaya.
c.      Menyerahkan bantuan beras dari Wakil Presiden sebanyak 20 ton ke Sampit.
d.     Rapat koordinasi yang dipimpin oleh Gubernur mengenai solusi penanganan pertikaian antar etnis oleh tokoh masyarakat dan dihadiri unsur Muspida Tk. I Propinsi Kalteng.


14. Tanggal 03 Maret 2001
a.     Pengiriman Aqua oleh pengurus Daerah PMI Propinsi Kalimantan Tengah sebanyak 9000 botol = 750 dos.
b.     Pengiriman 100 kantong darah dan 100 kantong darah segar bantuan dari PMI Pusat ke Sampit.
c.      Memberangkatkan  Sekretaris Daerah, Kadit Sospol dan Wakil Ketua DPRD Kalimantan Tengah ke Surabaya dalam rangka pertemuan dengan Tokoh Madura dan Kapolri.


Sumber:
sosbud.kompasiana.com/2011/.../mengenang-kerusuhan-sampit-200...
 www.wattpad.com/77966-asal-muasal-kerusuhan-sampit





0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Desi Wajarningtias - 11211885. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger