Proses Pengambilan
Keputusan Konsumen
Proses pengambilan
keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi.
Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu
dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari
persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan
informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan
konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan
dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu
merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari
perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah
konsumsi akan dievaluasi kembali.
1. MODEL-MODEL
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Model Perilaku Pengambilan keputusan
·
Model Ekonomi yang
dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu
berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
·
Model Manusia
Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang
tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·
Model Manusia
Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama
sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·
Model Manusia
Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat
setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·
Model Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·
Model Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional
dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b. Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model
pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya
mengambil keputusan.
·
Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan
model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model
Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan
reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan
“revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a. Teknik Kreatif
·
Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok
dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
·
Synectics Didasarkan
pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan
untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b. Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan.
v
Teknik Modern
o
Teknik Delphi
o
Teknik Kelompok
Nominal
Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas
dalam proses pengambilan keputusan :
·
Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahan.
·
Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan
masalah.
·
Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
·
Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap yaitu :
PENGENALAN MASALAH
-> PENCARIAN INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN ->
EVALUASI PASCAAKUISISI
Model
keputusan: empat pandangan mengenai pengambilan keputusan konsumen
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen
bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia.
Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
·
Pandangan ekonomi,
konsumen sering dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional.
·
Pandangan pasif,
menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan
melayani diri dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai
pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional.
·
Pandangan kognitif,
menggambarkan konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif
yang ekstrim, yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak
mengenai semua alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat
mengambil keputusan yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan
berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
·
Pandangan emosional,
mengambil keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati).
Model dalam pengambilan keputusan
mempunyai tiga komponen utama yaitu:
·
Masukan (input),
komponen ini mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber
informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan
perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Yang utama dalam faktor masukan
ini adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosiobudaya di luar
pemasaran.
·
Proses, komponen ini
berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Tindakan pengambilan
keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu: (a) Pengenalan kebutuhan,
(b) Penelitian sebelum pembelian, dan (c) Penilaian berbagai alternatif.
·
Keluaran (output),
komponen ini menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat:
perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini
adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.
Adapun seorang ahli Gullet dan Hicks memberikan beberapa
klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan
masalah,. Ahli ini ada beberapa model pengambilan keputusan antara lain:
Ø
Model Probabilitas
Ø
Model Konsep tentang
nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue)
Ø
Model matriks
Ø
Model pohon
keputusan (Decision Tree Model)
Ø
Model Kurva Indiferen /
Kurva Tak Acuh.
Ø
Model Simulasi
Komputer.
Selanjutnya Robert D.Spech mengelompokkan model dalam rangka
analisis kebijakan pengambilan keputusan ke dalam 5 kategori yakni sebagai
berikut.
Ø
Model Matematika
Ø
Model Simulasi
Komputer
Ø
Model Permainan
Operasional
Ø
Model verbal
Ø
Model fisik
2. TIPE – TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian,
seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan
keputusan, yakni:
1.Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai
solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang
muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian informasi (information source).
Setelah
memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan
pengalaman orang lain (eksternal).
3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam
informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa
alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian
dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal
lain yang perlu dipertimbangkan.
5.Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan
konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah
membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk
tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan
harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk
tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai
dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas
ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal
ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah
mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan,
misalnya pembelian rumah,
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota
atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam
untuk membeli produk.
3.Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai
pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses
pembuatan keputusan pembelian:
1.Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia
untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang
terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3.Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan
penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong
seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk
tidak
membeli produk tersebut.
5.Pembelajaran (learning) merupakan proses belajar yang
dilakukan seseorang setelah
membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan
dan
akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya
4. PEMBELIAN
Struktur Keputusan Membeli
Struktur keputusan membeli penting,karena
sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu,
konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh
struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan
uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian.
Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan
memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka
pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli
kamera, pakaian, dan buku)
2. keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X
dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus
menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk
memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan
karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120,
kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)
3. keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil.
Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya
berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan
komputer merk acer.
4. keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko
serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk
pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual
tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko
elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan
harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli
layanan purna jual.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan
dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk
konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.
6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan
uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi
perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang
disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam
penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan
lain-lain).
5. DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam
beberapa hal,yaitu:
1. untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan
kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat
kebijakan
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
3.pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di
antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat
menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan
ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi
dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk
memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan
dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2.Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan
metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi.Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui
eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta
pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
3.Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori
dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan
mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh
strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan
analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau
seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Contoh Kasus Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Seorang A yang sudah berumah tangga membutuhkan cairan dalam
tubuh untuk sehari – hari atau air minum mineral untuk di minumnya. Saat itu ia
langsung mencari informasi dari orang – orang terdekatnya untuk menentukan air
minum yang akan ia konsumsi setiap harinya. Setelah A mendapat cukup banyak
informasi merek, kualitas, harga, lokasi pendapatan produk tersebut maka A
mengevaluasi terhadap pilihannya dengan cermat untuk mendapatkan air minum yang
baik untuk dirinya dan keluarga.Setelah mengevaluasi berbagai macam merek maka
A menjatuhkan pilihan pada produk air minum aqua yang di produksi oleh Danone
yang sudah lama ada dan sangat di kenal masyarakat dan di gemari masyarakat
karena aqua di ambil dari sumber mata air terpercaya dan jernih melalui tahap
proses beberapa kali penyaringan sehingga sangat aman dan terjamin untuk di
konsumsi setiap hari dalam pengganti cairan tubuh. Tidak sedikit orang memilih
air minum aqua karena terjamin untuk kesehatannya dan mudah di dapatkan.
Setelah A dan keluarga mencobanya beberapa bulan ternyata benar aqua terjamin
bersih ,jernih dan mudah di dapat.
Sumber :